kontroler game,dulu dan sekarang

Tanpa kontroler kita tidak bisa mengendalikan mobil balap, pesawat tempur ataupun seorang pahlawan super yang mampu mengalahkan ratusan orang sekaligus. Selama bertahun-tahun fungsi kontroler pada video game mengalami evolusi, perubahan dan penyempurnaan. Mulai dari satu dua tombol dan tongkat, sampai ke penggunaan teknologi motion sensing yang waktu itu pernah kami bahas.

Nah, untuk melengkap fitur motion sensing, kami mememiliki fitur yang membandingkan kontroler video game jaman dulu dan jaman sekarang. Agar pokok bahasan tidak terlalu melebar, kami hanya membandingkan dua kontroler sekaligus. Jadi langsung aja yuk, kita nikmati fitur kali ini yang penuh dengan peripheral klasik dan modern sekaligus.


Dulu: Power Glove
Dibuat oleh Matel dan dirilis pada tahun 1989 untuk sistem Nintendo Entertainment System (NES). Itulah peripheral Power Glove yang pernah muncul pada film buatan Nintendo yang berjudul The Wizard. Berbentuk seperti sarung tangan futuristik yang memiliki banyak tombol di atasnya, membuat Power Glove tampil seperti sarung tangan super pembawa kematian. Bahkan di dalam film The Wizard, Lucas Barton (Jackey Vinson) mengatakan "I love the Power Glove. It's so bad!".

Di luar bentuknya yang sangat keren dan geek magnet. Power Glove memiliki fungsi sebagai kontroler yang bisa menangkap pergerakan lengan dan jari. Jadi kamu cukup menggerakan lengan dan jarimu untuk mengontrol karaktermu di dalam game. Sayang Power Glove memiliki tingkat akurasi yang sangat buruk sehingga membuat Nintendo dikritik habis-habisan dan merugi karena Power Glove tidak laku di pasaran.




Sekarang: Wii Remote
Gagal di masa lalu lantas tidak membuat Nintendo kapok menerapkan teknologi motion sensing pada konsol yang mereka ciptakan. Bahkan banyak orang percaya kalau Wii Remote merupakan inkarnasi Nintendo Power Glove. Nintendo telah berhasil membawa dunia game selangkah lebih maju dengan konsol yang mereka buat. Bahkan menurut Shigeru Miyamoto, dunia game tidak akan pernah sama lagi saat Nintendo Wii dirilis ke pasaran.

Melalui Wii Remote kita bisa menggelindingkan bola, memukul musuh ataupun menyabetkan pedang. Dengan tambahan Wii Motion Plus, pergerakan Wii Remote akan berubah menjadi 1:1. Itu artinya kita harus bergerak sungguhan untuk mengendalikan karakter kita di dalam game. Contohnya saat bermain golf di Tiger Woods, kita harus mengayunkan Wii Remote seperti mengayunkan tongkat golf sungguhan.




Dulu: Driving Controller (Atari 2600)
Kontroler mengemudi untuk Atari 2600, memiliki bentuk yang sama dengan kontroler Atari lainnya. Perbedaan yang paling mendasar dari kontroler mengemudi dengan kontroler biasa adalah, kemampuan untuk berputar 360 derajat. Kemampuan ini membuat kontroler mengemudi milik Atari 2600 lebih ideal untuk memainkan game-game seperti Night Driver dan Pole Position.




Sekarang: Steering Wheel
Coba bandingkan Driving Controller dengan steering wheel yang ada sekarang ini. Bagaikan langit dan bumi bukan? Tetapi bagaimanpun, steering wheel yang ada saat ini memiliki konsep yang sama dengan Atari 2600 Driving Controller. Steering wheel modernrata-rata memiliki force feed back yang akan membuat setir bergetar saat kita membelok ataupun menghantam halangan.

Pada beberapa model steering wheel lawas, lingkar setir hanya bisa diputar 200 derajat. Hal ini dimaksudkan untuk mensimulasikan setir mobil balap yang biasanya memiliki perbandingan 1:1. Itu artinya saat setir digerakan 10 derajat ke kiri, maka ban mobil akan bergerak 10 derajat ke kiri juga. Khusus untuk Logitech G25 dan beberapa steering wheel modern lainnya, keduanya menyediakan setir 1:2.5 layaknya mobil-mobil keluarga.




Dulu: Miracle Keyboard (NES/SNES, SEGA Genesis,PC)
Peripheral ini dibuat pada tahun 1990 untuk sarana berlatih anak-anak memainkan keyboard MIDI. Paket yang dimiliki oleh Miracle Keyboard terdiri dari, satu buah keyboard ukuran penuh, kabel koneksi, power supply, pedal dan sebuah software di floppy 3.5" atau cartridge NES/SNES, SEGA Genesis. Sayang walaupun kelihatannya sangat berguna dan cocok untuk edukasi, harga yang di tawarkan kelewat mahal.

Bayangkan, untuk mendapatkan sebuah Miracle Keyboard kita harus merogoh kocek sebesar US$ 500 (Rp. 2000 x 500 = Rp.1000.000. kurs saat itu). Hal inilah yang membuat Miracle Keyboard sulit ditemukan dewasa ini sehingga menjadi barang antik yang langka. Miracle Keyboard sempat dikonversi untuk PC. Saat konversi tersebut terjadi, segel Nintendo Seal of Quality ditutupi plastik.




Sekarang: Guitar Hero/Rock Band Instrument
Game dengan tema ritme seperti Guitar Hero atau Rock Band sedang populer akhir-akhir ini. Untuk semakin mendalami gameplay, biasanya pihak pengembang merilis perangkat instrumen yang mengambil bentuk instrumen yang dimainkan di dalam game. Sebagai contoh, instrumen gitar, drum dan mikropon. Walaupun memiliki bentuk yang sama dengan instrumen sesungguhnya, tetapi jangan harap peripheral ini mengajarkan kamu cara bermain instrumen musik.

Peripheral ini lebih mengedepankan faktor fun dibandingkan edukasi atau pendidikan bermusik. Jadi jangan heran kalau kamu jago main Guitar Hero tetapi payah ketika disuruh mengulik gitar. Tapi jangan memandang remeh pemain game ritme semacam ini. Tidak jarang gamer Guitar Hero atau Rock Band jatuh cinta pada bidang musik sungguhan setelah bermain game-game tersebut.




Dulu: Atari Joystick (Atari 2600)
Saat Atari 2600 memulai debutnya pada tahun 1977, semua gamer tidak sabar ingin memegang joystick yang dimiliki oleh konsol tersebut. Walaupun saat itu kontroler ini hanya memiliki empat arah dan satu tombol kecil yang berada di pojok. Tombol kecil tersebut baru terpakai saat kita memainkan game Asteroids, Defender dan Pac-Man. Bila kamu ingin bernostalgia dengan peripheral yang satu ini, kamu bisa membelinya dalam paket Atari Flashback seharga US$ 20.




Sekarang: Arcade Stick (berbagai versi)
Banyak produsen peripheral yang berlomba-lomba memproduksi arcade stick. Saat ini Street Fighter IV Tournament Stick buatan Mad Catz’s sedang digandrungi, seiring dengan meledaknya game tersebut. Dengan tombol yang memiliki kualitas jempolan dan stick yang mensupport multi directional movement, membuat peripheral ini layak dimiliki setiap pencinta game fighting.

Bermula dari joystick yang hanya bisa bergerak empat arah, menjadi sebuah arcade stick yang keren, presisi dan berkualitas tinggi. Seperti itulah kira-kira evolosi dari arcade stick.




Dulu: NES Zapper (NES)
Dirilis di Jepang pada tahun 1984 dan di Amerika setahun kemudian. NES Zapper adalah light gun pertama yang dibuat oleh Nintendo. NES Zapper memiliki bentuk yang berbeda pada kedua versi. Untuk versi Jepang, NES Zapper berbentuk seperti revolver koboi yang terbuat dari plastik. Sedangkan untuk versi Amerika, NES Zapper dibuat seperti pistol laser futuristis yang memiliki warna terang.

NES Zapper sebenarnya adalah sebuah sensor yang bisa menangkap pergantian gelap terang yang muncul saat pelatuk ditekan. Jadi pada intinya, Zapper bukannlah sebuah alat yang menembakkan sinar laser ke arah televisi yang menyebabkan terbunuhnya bebek di game Duck Hunt atau matinya koboi di game Wild Gunman. Proses perubahan layar televisi dari gelap menjadi terang tersebut, berlangsung dalam hitungan mikro detik, sehingga mustahil untuk dilihat oleh mata. Kita akan merasakan layar televisi berkedip-kedip, tetapi proses pergantiannya tidak terlihat oleh mata.




Sekarang: GunCon 3 (PS3)
GunCon 3 yang dikemas bersama-sama dengan game Time Crisis IV (PS3), adalah bentuk paling modern dari teknologi light gun. Dengan perhitungan menggunakan rumus segitiga yang kompleks dan bantuan dua LED infra merah, konsol PS3 bisa menghitung posisi moncong GunCon dengan presisi.

Berbeda dengan NES Zapper dan produk-produk lainnya yang masih mengandalakan perubahan terang gelap pada televisi CRT. GunCon 3 bisa dipakai oleh semua jenis televisi karena tidak membutuhkan kedipan yang hanya bisa ditimbulkan oleh televisi CRT.





Dulu: Power Pad (NES)
Setelah dirilis oleh Bandai pada tahun 1986 dengan nama Family Fun Fitness, Nintendo membeli lisensi produk ini dan merilisnya kembali dengan nama Power Pad pada tahun 1988. Power Pad memiliki dua buah sisi. Sisi yang pertama memiliki delapan buah tombol dengan nomer satu sampai delapan. Sedangkan sisi yang kedua memiliki dua belas tombol dengan nomer satu sampai dua belas. Kebanyakan game memakai sisi yang memiliki dua belas tombol sekaligus dibanding sisi yang memiliki delapan tombol.

Power Pad terhubung dengan konsol NES memakai port pemain kedua. Dengan Power Pad kita bisa bermain game-game khusus yang mengandalkan timing, ingatan dan reaksi. Bahkan dengan Power Pad kita bisa bermain musik menggunakan kaki kita.




Sekarang: Dance Mat
Seri Dance Dance Revolution (DDR) terjual jutaan kopi. Hal tersebut ikut mendongkrak penjualan peripheral Dance Mat yang menjadi standar permainan tersebut. Banyak variasi DDR yang sudah dikeluarkan oleh Konami termasuk yang memiliki karakter-karakter terkenal Disney.

Ada tiga tipe Dance Pad yang beredar di pasaran. Tipe yang pertama adalah, tipe empuk (soft) yang terbuat dari plastik dan kain. Tipe kedua adalah tipe keras (hard), yang terbuat dari besi ataupun almunium. Yang terakhir adalah tipe solid state atau tipe yang mendeteksi pergerakan dengan sebuah proximity sensor. Diantara ketiga tipe, tipe yang terakhir memiliki harga yang paling mahal dan biasanya tidak dijual untuk versi rumahan.





Dulu: NES Controller
Inilah peripheral yang paling ikonik dalam industri video game. NES Controller merevolusi bentuk kontroler video game selamanya. Dari bentuk rumit dan kebanyakan tombol seperti milik Atari, menjadi sederhana dengan dua tombol multi fungsi yang diberi label tombol start dan select. Tombol start yang bisa menghentikan permainan merupakan tombol pertama di dunia game yang memiliki fungsi menghentikan permainan. Rasanya dunia game tidak akan pernah sama lagi karena munculnya NES Controller.




Sekarang: Classic Controller
Bila kamu tidak suka memegang kontroler Nintendo Wii secara menyamping untuk memainkan game-game Wii Ware, Nintendo punya solusi yang namanya Classic Controller. Kontroler ini berfungsi ketika kita menghubungkannya dengan Wii Remote. Desain yang dipakai adalah desain kontroler milik SNES dengan penambahan beberapa tombol dan dua buah tongkat analog. Sebenarnya posisi kabel Classic Controller yang berada di bawah sangat mengingatkan kami pada konsol SEGA yang terlupakan, yaitu Dreamcast.




Dulu: XBOX Freestyler Board
Inilah peripheral yang bisa kita pakai untuk bermain seri SSX, Amped atau Tony Hawk di Xbox. Walaupun bentuknya sangat menyerupai skateboard, snowboard atau surfboard, jangan membayangkan menggunakan peripheral ini layaknya benda aslinya. Kamu tidak akan bisa melakukan back flip dengan alat ini. Bisa-bisa kamu malah benjol karena jatuh ketikan mencoba melakukan gerakan tersebut. Mampu menahan beban hingga 180 Kg membuat Freestyler Board tergolong sebagai peripheral yang tahan banting dan tekanan.




Sekarang: Tony Hawk Ride (Xbox 360, PS3, Wii)
Setelah terlindas oleh serial Skate dari EA, Activision Blizzard tidak bisa diam begitu saja melihat salah satu tambang uangnya dijajah EA. Untuk itu Activision Blizzard kembali mengembangkan serial Tony Hawk untuk menyaingi serial Skate. Demi mengalahkan Skate yang memiliki gameplay realistik, Activision membuat peripheral baru yang nantinya dijual bersamaan dengan Tony Hawk Ride. Belum ada nama pasti untuk proyek tersebut sehingga kebanyakan orang memanggilnya dengan Tony Hawk Ride (sama dengan judul gamenya) atau brand new skateboard peripheral.

Tony Hawk Ride rencananya akan memakai sensor infra merah untuk mendeteksi pergerakan. Dengan menggunakan Tony Hawk Ride kita bisa melakukan trik-trik skateboard layaknya bermain skateboard sungguhan. Walaupun terlihat sulit, Activision menjanjikan kemudahan dalam pemakaiannya. Bahkan seorang pemula bisa bermain layaknya Tony Hawk saat memakai Tony Hawk Ride. Kira-kira itulah janji Activision Blizzard.




Dulu: SEGA Activator (Genesis)
SEGA membuat sebuah perangkat motion sensing agar bisa mengeruk banyak keuntungan dari penjualan alat tersebut. Alat motion sensing tersebut memiliki nama SEGA Activator. Harusnya dengan peripheral ini kita bisa menghajar karakter-karakter Street Fighter II dengan melakukan gerakan memukul atau menendang. Kita cukup meletakan SEGA Activator di tanah dan kita berdiri di atasnya sambil melakukan gerakan memukul atau menendang. Tetapi berhubung harga sebuah SEGA Activator mencapai US$ 100 dan akurasinya tergolong payah, SEGA Activator tidak laku di pasran, sehingga membuat SEGA rugi besar.




Sekarang: Project Natal (Xbox 360)
Melalui presscon yang digelar saat E3 2009, Microsoft menunjukkan proyek ambisiusnya yang bernama Project Natal. Peripheral yang bisa mendeteksi pergerakan sebuah obyek secara langsung ini, dicap oleh Microsoft sebagai "the next big thing". Bahkan dalam video demo yang dibuat oleh Microsoft, diperlihatkan kalau Porject Natal bisa mendeteksi pergerakan tangan dan siku saat bermain game balapan. Walaupun menurut kebanyakan orang video tersebut adalah sebuah marketing gimmick, tetapi kemampuan Project Natal cukup menjanjikan.




Sebenarnya masih banyak kontroler modern lain yang memiliki bentuk dan persamaan fungsi dengan kontroler jaman dahulu. Tetapi karena keterbatasana waktu dan space, kami harus menyeleksi kontroler yang akan kami tampilkan. Pada awalnya kami hanya memilih delapan buah kontroler. Tetapi ketika membaca perihal kontroler SEGA Activator, kami jadi teringat Project Natal dan memutuskan untuk memasukan kontroler tersebut ke dalam daftar. Jadi sekian dulu dari kami, jangan bosan-bosan membaca fitur kami berikutnya. Ciao..


http://www.kotakgame.com/feature/detail.php?page2=3&id=60&page=1&c=9#contenta

Comments